Balon Udara Nyasar Meledak di Teras Rumah Warga Pacitan Jatim, Polisi Ungkap Kronologinya

- 2 Mei 2024, 17:55 WIB
Petugas melakukan olah TKP dan mengamankan barang bukti balon udara asap yang jatuh tersangkut lalu meledak di pemukimna warga di Desa Tahunan, Tegalombo, Pacitan, Kamis, 2 Mei 2024.
Petugas melakukan olah TKP dan mengamankan barang bukti balon udara asap yang jatuh tersangkut lalu meledak di pemukimna warga di Desa Tahunan, Tegalombo, Pacitan, Kamis, 2 Mei 2024. /Antara/

PIKIRAN RAKYAT DEWATA BALI - Insiden balon udara yang jatuh di depan teras salah satu rumah warga Desa Tahunan, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, pada Rabu, 1 Mei 2024, tengah dalam proses penyelidikan polisi.

Kapolsek Tegalombo, Iptu Fatchur Rachman, mengatakan bahwa aparat sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Akibat kejadian itu, ada empat warga yang menjadi korban sehingga harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Harjono Ponorogo.

Baca Juga: Prabowo Akui Butuh Kekuatan NU: Bersama-sama Menjaga Keselamatan Bangsa

"Kami sudah melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara). Korbannya ada empat, dua orang harus dirawat di RSUD dr Harjono Ponorogo. Dua orang rawat jalan," katanya, sebagaimana dikutip dari Antara pada Kamis, 2 Mei 2024.

Asal-usul balon itu sampai saat ini masih diselidiki.

"Ya masih diselidiki. Kami selidiki dari mana asal balon udara itu diterbangkan dengan berkoordinasi lintas jajaran (polsek-polres jajaran)," katanya.

Untuk sementara, pihaknya menyita sejumlah barang bukti berupa satu buah balon udara terbuat dari plastik diameter rangka 1,2 meter, panjang 6 meter, diameter plastik balon 2 meter.

Hasil olah TKP, disimpulkan ledakan terjadi karena pada kotak bagian bawah balon berisi petasan dengan diameter dua centimeter dan panjang 10 centimeter sebanyak dua buah.

"Kami sita juga barang bukti serpihan kertas bekas petasan serpihan cor semen, serpihan kardus merek 'teh Rio', dan tali senar panjang," lanjutnya.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal


Tags

Terkait

Terkini